Apa itu pendidikan dalam situasi darurat?
Mungkin
masyarakat Indonesia tidak perlu heran jika berbicara mengenai pendidikan dalam
situasi darurat. Sebab, dalam kondisi normal pun pendidikan yang berlangsung
masih memprihatinkan, apalagi jika terjadi bencana atau siatuasi darurat. Oleh sebab
itu pentingnya pendidikan untuk secara terus-menerus dipersiapkan adalah sebuah
upaya untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa terjadi pada saat maupun pasca
bencana.
Pendidikan
adalah hak asasi manusia yang mendasar bagi semua orang. Pendidikan ini sangat
penting bagi puluhan juta anak-anak dan pemuda yang terkena dampak konflik dan
bencana, namun sering secara signifikan proses pendidikan menjadi terganggu
dalam situasi darurat, mengganggu persepsi pelajar tentang efek transformatif
dari pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan
dalam situasi darurat terdiri dari kesempatan belajar untuk segala usia. Ini
meliputi pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, non-formal, teknis,
kejuruan, perguruan tinggi dan orang dewasa. Dalam situasi darurat sampai
pemulihan, pendidikan yang berkualitas menyediakan perlindungan fisik,
psikososial dan kognitif, yang dapat mempertahankan dan menyelamatkan nyawa.
Bagaimana
pendidikan dalam tanggap kemanusiaan?
Masyarakat
memprioritaskan pendidikan di masa krisis. Sekolah dan ruang belajar lainnya
sering sebagai pusat komunitas dan melambangkan peluang masyarakat untuk
generasi masa depan dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Pelajar dan
keluarga mereka memiliki aspirasi, dan pendidikan adalah kunci untuk
meningkatkan kemampuan setiap orang untuk berpartisipasi secara penuh dalam
kehidupan masyarakat mereka - ekonomi, sosial dan politik.
Sampai
saat ini, bantuan kemanusiaan akan berujung pada penyediaan makanan, tempat
tinggal, air dan sanitasi dan perawatan kesehatan. Pendidikan dilihat sebagai
bagian dari pekerjaan pembangunan jangka-panjang dan bukan sebagai respon yang
diperlukan untuk situasi darurat.
Namun,
peran pendidikan dalam mempertahankan hidup dan penyelamatan kehidupan telah
diakui dan masuknya pendidikan dalam tanggap kemanusiaan kini dianggap penting.
Pendidikan merupakan bagian integral dari perencanaan dan penyediaan respon
kemanusiaan, setelah pemberian bantuan langsung. Koordinasi dan kolaborasi
antara sektor pendidikan dan sektor darurat lainnya penting bagi suatu respon
yang efektif yang membahas hak-hak dan kebutuhan semua peserta didik. Hal ini
tercermin dalam Perjanjian persahabatan Sphere-INEE dan cara kerja dari Inter-Agency
Standing Committee (IASC)’s Education Cluster (lihat Buku INEE mengenai
hubungan strategis pada halaman 19-21).
Apa
yang dimaksud dengan Standar Minimum INEE?
Buku
Pegangan Standar-standar Minimum INEE berisi 19 standar, masing-masing disertai
aksi kunci dan catatan panduan. Buku ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dalam kesiapasiagaan, respon, dan pemulihan, meningkatkan akses ke
kesempatan belajar yang relevan dan aman serta menjamin akuntabilitas dalam
memberikan layanan ini. The Inter-Agency Network for Education in
Emergencies (INEE) memfasilitasi proses konsultasi yang melibatkan otoritas
nasional, praktisi, pembuat kebijakan, akademisi dan pendidik lain di seluruh
dunia dalam pengembangan buku ini pada tahun 2004 dan diperbarui pada tahun
2010 (lihat Buku INEE untuk informasi lebih lanjut).
Standar
Minimum INEE ini dirancang untuk digunakan dalam menanggapi krisis dalam
berbagai situasi, termasuk bencana yang disebabkan oleh bencana alam dan
konflik sosial, dan situasi bencana yang datangnya lambat atau cepat dan
situasi darurat di lingkungan pedesaan dan perkotaan.
Fokus
dari Buku Panduan Standar Minimum INEE adalah untuk memastikan respon
kemanusiaan yang terkoordinasi dan berkualitas: terpenuhinya hak-hak pendidikan
dan kebutuhan masyarakat yang terkena bencana melalui proses yang menegaskan
martabat mereka. Adalah penting untuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan
pembangunan dengan sektor pendidikan. Khususnya dalam konteks dampak konflik,
periode stabilitas yang terganggu oleh konflik, ketidakstabilan dan krisis
kemanusiaan. Dalam situasi seperti ini, organisasi-organisasi kemanusiaan dan
pengembangan sering bertindak secara bersamaan dalam mendukung pendidikan.
Koordinasi dan kerja sama erat antara pemangku kepentingan sangat penting untuk
mendukung pendidikan secara efektif, termasuk selama transisi dari bantuan
kemanusiaan ke bantuan pembangunan.
Apa isi standar Minimum INEE
Standar
minimum INEE diatur dalam lima domain:
Domain
satu, Standar dasar: standar ini telah direvisi dan diperluas untuk
mencakup koordinasi serta partisipasi dan analisis masyarakat. Standar ini
harus diterapkan di semua domain untuk meningkatkan respon yang berkualitas dan
menyeluruh. Standar ini memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan untuk
diagnosis yang baik pada semua tahap siklus proyek, dalam rangka untuk lebih
memahami konteks dan menerapkan standar yang lebih tepat dalam domain yang mengikutinya.
Domain dua, Akses
dan Lingkungan Belajar: standar dalam domain ini berfokus pada akses
informasi kesempatan belajar yang relevan dan aman. Standar-standar ini
menyoroti hubungan penting dengan sektor lainnya seperti kesehatan, air dan
sanitasi, gizi dan tempat tinggal yang membantu untuk meningkatkan keamanan,
keselamatan dan fisik, kognitif dan kesejahteraan psikologis.
Domain tiga, Belajar
Mengajar: standar-standar ini fokus pada elemen-elemen penting yang
mempromosikan pengajaran efektif dan belajar, termasuk kurikulum, pelatihan,
pengembangan profesional dan dukungan, instruksi dan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil belajar.
Domain empat, Guru
dan Tenaga Pendidikan Lainnya: standar dalam domain ini meliputi
administrasi dan manajemen sumber daya manusia di bidang pendidikan, termasuk
di dalamnya adalah rekrutmen dan seleksi, kondisi pelayanan, dan pengawasan dan
dukungan.
Domain lima, Kebijakan
Pendidikan: standar dalam domain ini berfokus pada perumusan kebijakan dan
pemberlakuannya, perencanaan dan pelaksanaan.
Setiap
bagian dari buku ini menggambarkan suatu domain yang spesifik kerja pendidikan.
Namun, setiap standar juga saling bersinggungan dengan standar lainnya. Apabila
diperlukan, catatan panduan mengidentifikasi hubungan penting dengan standar
lain yang relevan atau catatan panduan dalam domain lainnya untuk memberikan
pandangan yang komprehensif dari kualitas pendidikan.
Buku
ini juga memberikan pedoman bagaimana mempersiapkan dan menanggapi situasi
darurat akut dengan cara-cara pengurangan risiko, meningkatkan kesiapsiagaan
masa depan dan meletakkan dasar yang kuat untuk pendidikan yang berkualitas.
Hal ini memberikan kontribusi untuk membangun kembali sistem pendidikan yang
lebih kuat dalam tahap pemulihan dan pembangunan bencana di Indonesia. Buku
INEE dapat disosialisasikan secara luas dan di download di www.pelkesi.or.id