Wednesday, February 27, 2013

Ada yang Baik di Balik Ketidakadilan



Bacaan, Pengkotbah 3:16-22

“Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia daripada bergembira dalam pekerjaannya....” (Ayat 22)

Di siang yang biasanya terik dan panas, suara denyut alat monitoring membelah keheningan seisi ruangan yang dingin. Kelap kelip lampu indikator berdetak tepat seiring detik jam dinding. Sepi, sunyi, sendiri, begitulah yang tampak dirasakan tubuh yang terbaring penuh dengan alat bantu. Tubuhnya dingin membujur seperti tidak bernafas, tetapi nafas itu masih jelas terlihat di layar monitor dengan garis yang  naik turun. Apakah ini tidak adil? Sementara di luar sana sayup-sayup terdengar gelak tawa gadis seusianya. Tetapi dia, dengan paras manisnya seperti bersabar saja melewati masa kritis sesaat setelah pisau membelah kepalanya dalam operasi  karena kecelakaan lalu lintas. Apakah ini tidak adil? Sementara di pintu keluar tampak pasien lain tersenyum bahagia karena kesehatannya sudah pulih dan boleh kembali pulang. Apakah ini tidak adil? Sementara pasien lain penuh kehangatan dengan anggota keluarga yang berkerumun memberi dukungan tetapi dia hanya sendiri, tidak tahu siapa dan di mana keluarganya.

Pengkotbah memberikan kesaksian tentang ketidakadilan di dalam hidup. Ayat 16 menjelaskan bahwa di mana saja ada ketidakadilan. Di tempat pengadilan sekalipun, ada ketidakadilan. Bahkan di tempat yang disebut tempatnya keadilan, tetap saja ada ketidakadilan. Tetapi di ayat 17 Pengkotbah meyakini bahwa Allah itu akan datang untuk memberikan keadilan, bagi siapa saja, dan apa saja situasinya, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya. Ya, ada kalanya situasi yang kita alami, pekerjaan yang kita hadapi, membuat kita merasa ada yang tidak adil untuk kita. Namun ayat 17 ini memberikan kekuatan bahwa Allah sendiri yang akan mengadili yang bisa kita pahami sebagai memberikan keadilan pada waktu yang tepat atas ketidakadilan situasi yang kita alami. 

Ayat ke 18 - 19 disampaikan bahwa “Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: “Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang”...” Mungkin jika kita membaca ayat ini begitu saja, bisa membuat kita kecil hati, apakah iya bahwa Allah  ingin memperlihatkan bahwa anak-anak manusia itu hanyalah binatang. Namun yang bisa kita pahami dari sisi ini adalah, bahwa kita tidak berhak menuntut keadilan itu segera datang menghampiri kehidupan kita. Siapakah kita yang berhak menuntut Allah untuk segera menunjukkan keadilan yang kita harapkan. Kita sedang diajarkan untuk bersikap rendah hati atas situasi yang sedang tidak berpihak di dalam kehidupan kita. 

Memang cara pengkotbah menjelaskan terdengar cukup keras, namun sekeras itu pulalah kita berupaya untuk mau memberi diri sungguh-sungguh memahami apa yang sedang Allah kehendaki di balik situasi yang tidak berpihak bagi kita. Dari segala perasaan yang serba tidak menyenangkan, yang salah satunya adalah situasi yang kita rasa tidak adil didalam kehidupan kita, tetaplah ada pengharapan dan kekuatan. Ayat 22 disebutkan bahwa “....Tidak ada yang lebih baik bagi manusia daripada bergembira dalam pekerjaannya.....”. Ya, BERGEMBIRA adalah sikap untuk melawan rasa ketidakadilan yang sedang melanda kehidupan kita. Bergembira mengerjakan apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita. 

Demikian juga ketika kita menghadapi situasi di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) tempat kita bekerja. Sebagai dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas radiologi, petugas apotek, semuanya mungkin pernah merasa ada ketidak-adilan dalam situasi bekerja. Namun, apakah keadaan yang tidak adil ini akan menghentikan langkah kita untuk tetap bergembira dalam melakukan pekerjaan kita? Semakin hari persaingan di dunia kesehatan semakin meningkat. Ada begitu banyak Rumah Sakit berdiri dan siap memberi pelayanan terbaik. Masyarakat semakin mampu memilih manakah Rumah Sakit yang dipercaya untuk menangani kesehatan mereka. Untuk tetap bertahan memberikan pelayanan kesehatan, semakin tahun semakin banyak persyaratan yang harus kita upayakan. 

Kadang kala, kita juga merasa ada ketidak –adilan ketika misalnya saja upaya kita untuk mengurus perijinan dan ketetapan lainnya ternyata tidak memenuhi syarat. Mungkin kita merasa ada ketidakadilan saat kita tidak mampu memenuhi pengadaan alat kesehatan yang memadai. Apakah dengan terus menerus merasa bahwa situasi ini tidak adil akan mampu membawa UPK kita menjadi kesaksian karya Allah bagi sesama? Apakah dengan terus menerus meratapi ketidakadilian yang sedang menimpa hidup kita, maka kita mampu menunjukkan kasih Allah dari dalam diri kita untuk sesama? 

Sekarang, adalah saatnya untuk bergembira mengerjakan tugas dan tanggungjawab kita, sebagai apa pun kita di UPK yang kita kelola bersama. Kegembiraan kita hari ini akan mengawali saat di mana Allah akan menunjukkan keadilan dan damai sejahtera di waktu yang tepat, dan waktu itu adalah waktu Allah, waktu yang tidak bisa kita prediksi. Saat kita merasakan ada ketidakadilan menimpa hidup kita, saat itulah kita bisa memahami bahwa ada hal baik di balik situasi ketidakadilan yang kita rasakan [RH-Dee].

Tuhan Yesus, ketika ada ketidakadilan menimpa kehidupan kami, mampukanlah kami menerima dengan kerendahan hati. Jangan biarkan kami larut dalam keputusasaan, tapi mampukanlah kami bergembira melakukan pekerjaan kami untuk sampai pada keadilan sesuai dengan waktu-Mu. Amin.

No comments:

Post a Comment