Bahan khotbah Minggu 17
Nopember 2013
Ev. Yohanes 15:1-8
Pendahuluan
Ada
beberapa ucapan Yesus dalam Injil Yohanes yang diungkapkan dalam perumpamaan,
salah satunya adalah mengenai pokok anggur yang benar. Tentu, perumpamaan yang
disampaikan oleh Yesus tersebut bertujuan untuk menggambarkan hubungan Allah,
Anak dan para murid berada dalam hubungan yang utuh dan terikat di dalam
kasih-Nya. Dalam perumpamaan itu jugalah Yesus menggambarkan tentang Kerajaan
Allah dan umat-Nya yang baru sekaligus memanggil setiap orang yang mengerti dan
percaya untuk menerima kehendak-Nya.
Pembahasan
Pada
perikop ini (ay. 1-3) Yesus dengan jelas menggambarkan Kerajaan Allah yang
dipimpin oleh seorang pengusaha. Allah sendiri adalah pengusaha yang mau
mengusahakan semua hal menjadi baru, berguna dan menghasilkan – bahkan yang
sudah tidak berguna sekalipun akan dipakai-Nya. Sehingga dalam gambaran itu,
Allah sendirilah sebagai pokok anggur yang memerintah dan berkuasa, dan semua
umat-Nya adalah ranting-ranting-Nya. Dalam hal ini Yesus memperlihatkan dengan
kontras seperti apa yang akan terjadi pada semua ranting yang sudah dibersihkan
dengan Firman-Nya, apakah akan berbuah atau tidak?
Yesus
mengajak supaya kita tinggal di dalam Dia (ay. 4) dan Dia di dalam kita, supaya
kita seperti ranting yang tinggal pada pokok anggur, menjadi ranting yang berbuah
dan banyak. Dalam hal ini tinggal di dalam Dia adalah wujud dari sikap hidup
yang bersekutu dengan Kristus (1 Kor. 1:9), dan Kristus di dalam Kita (Gal.
2:20). Sehingga jika kita tidak tinggal di dalam Dia, maka kita tidak akan
berbuah dan tidak memperoleh apa-apa, selain dipotong dan dikumpulkan untuk
dibakar (ay. 6).
Sumber
kehidupan ranting pohon anggur dan juga sumber dari daun dan buahnya, bukanlah
dari dirinya sendiri, tetapi diperoleh dari pokoknya. Ranting itu mutlak
bergantung kepada pokok anggur. Demikian jugalah kehidupan kita, Tuhan
Yesus-lah sumbernya. Dia adalah sumber hidup bagi kita, oleh sebab itu kita
mutlak bergantung padanya, hidup harus berpusat pada-Nya.
Berbuah
menjadi janji dan jaminan yang akan diberikan Tuhan kepada setiap orang yang
percaya. Tuhan berkenan memberikan jaminan (berbuah) di dalam firman-Nya kepada
kita anak-anak-Nya (ay. 7). Tuhan juga setia dengan janji-Nya, dan Dia akan
menggenapi apa yang difirmankan-Nya. Tentunya janji tersebut hanya dapat
direspon dengan iman kita, bukan atas perasaan kita. Sebab kebenaran firman
Tuhan tetap adanya, sedangkan perasaan kita dapat berubah-ubah seperti musim
atau cuaca.
Demikain juga gereja, sesungguhnya hadir dalam setiap bentuk pelayanan Diakonia belumlah cukup dalam menyampaikan kasih. Namun gereja harus memperlihatkan dirinya dalam aspek Koinonia (persekutuan) dan aspek Marturia (bersaksi) disegenap kehadirannya di tengah-tengah dunia. Gereja tidak hanya menjadi misioner (ke luar) tetapi juga harus bertumbuh dan tinggal di dalam Dia. Bersekutu adalah aspek yang mulai ditinggalkan oleh gereja, sebab lebih mementingkan perbuatan karitatif (diakonia). Akan tetapi gereja harus menjadi misional (ke dalam dan ke luar). Dalam artian, segala bentuk keberadaan gereja, mulai dari persekutuan yang tampak dalam penyembahan di gereja dan seluruh pelayanan yang dilakukan.
Maka misi gereja atau atau gereja misional bukan hanya menunjuk kepada aktivitas misi, tetapi seluruh keberadaaan gereja adalah misi, termasuk persekutuan, pelayanan, kesaksian, organisasi dan SDM, dan relasinya dengan gereja yang Esa di dunia ini, dan dengan semua orang. Di dalam gereja yang misional itulah akan terlihat bahwa gereja tinggal di dalam Kristus.
Maka misi gereja atau atau gereja misional bukan hanya menunjuk kepada aktivitas misi, tetapi seluruh keberadaaan gereja adalah misi, termasuk persekutuan, pelayanan, kesaksian, organisasi dan SDM, dan relasinya dengan gereja yang Esa di dunia ini, dan dengan semua orang. Di dalam gereja yang misional itulah akan terlihat bahwa gereja tinggal di dalam Kristus.
Gereja yang tinggal di dalam Kristus adalah gereja yang benar-benar berakar, bertumbuh dan berbuah banyak di dalam Kristus. Seperti halnya tema yang sudah dicanangkan oleh GKPI bahwa gereja harus kembali hidup dalam Penyembahan dan Persembahan. Persekutuan gereja harus diwujudkan dalam penyembahan; hidup bersekutu seperti jemaat mula-mula dan persembahan diwujudkan sebagai bukti hadirnya gereja dalam penyembahan. Sehingga penyembahan dan persembahan menjadi dasar bagi gereja untuk tinggal di dalam Kristus dan berbuah di dalam kasih yang sudah ditetapkan.
Renungan
Segala
kekayaan rohani yang Allah berkenan untuk anugerahkan kepada kita, hanya
terdapat dalam Kristus. Karena dalam Kristus, Allah telah berkenan
mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga (Ef. 1:3).
Sehingga jika kita sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka
marilah kita semakin mantap dan bertumbuh, dan hubungan kepadanya haruslah
semakin erat tinggal di dalam Dia. Dalam hal ini hendaklah kita hidup tetap di
dalam Dia; berakar di dalam Dia; terus dibangun di dalam Dia (bertumbuh).
Tinggal
di dalam Dia adalah sebuah pilihan dan sikap hidup yang berakar di dalam
kerohanian. Oleh sebab itu, implikasi yang tampak adalah hubungan dengan Allah
dan sesama anak Tuhan (jemaat) untuk menghasilkan pertumbuhan rohani. Melalui
keterlibatan kita dalam persekutuan, pelayanan dan melalui partisipasi kita mendukung
pekerjaan Tuhan-lah kita akan bertumbuh, karena hal itu merupakan latihan
rohani bagi kita.
Dengan
demikian, jemaat yang terpanggil untuk mau tinggal di dalam Kristus akan
mewujudkan iman percayanya melalui persekutuan, pelayanan (dalam setiap
kategorial), kesaksian, dan hidup berelasi dengan semua orang dan segala mahluk. Anggota jemaat yang hanya jadi penonton, manja dan egois tidak
akan bertumbuh dan berbuah hidup rohaninya. Panggilan kepada setiap orang
percaya untuk tinggal di dalam Dia adalah panggilan imamat yang rajani (1
Petrus 2:9) dan untuk mendayakan karunia-karunia rohani yang Tuhan berikan
kepada masing-masing anggota (1Kor. 12). Jemaat yang tinggal di dalam Dia
haruslah semakin banyak terlibat dalam pelayanan, sebab dengan demikilah kita diajak
untuk memahami akan bagaimana mempermuliakan Tuhan. Amen
No comments:
Post a Comment